Selasa, 19 Juli 2011

Bicara Konser ‘Town’: Pengaruh SM Entertaiment dalam Pertumbuhan K-Pop




Salah satu topik yang menjadi tren K-Pop minggu lalu adalah pertumbuhan nilai harga saham dari SM Entertaiment (SME). Seperti yang telah dilaporkan, Lee Soo Man pendiri dan ketua SME melihat jumlah sahamnya melebihi nilai 110 Miliar Won (USD 100 Juta) untuk pertama kalinya pada tanggal 13 Juli. Saat ini dia memiliki 24,43% saham dari total saham SME, yang melihat penutupan akhir pada harga 27,500 Won (USD 26) per saham pada KOSDAQ hari itu. Itu adalah nilai tertinggi yang dicapai oleh SME sejak memasuki KOSDAQ pada tahun 2011, dan juga nilai terbaik Lee Soo Man yang ia miliki sejauh ini.

Banyak yang menyebut Lee Soo Man sebagai pelopor di K-Pop. Dia adalah salah satu orang yang paling awal muncul dengan konsep “grup idola”. Grup idolanya yang debut pertama kali adalah H.O.T, yang langsung menjadi sensasi pop di pertengahan tahun 90-an sampai 2000, Lee Soo Man juga menciptakan SES, salah satu kelompok remaja wanita pertama, di akhir tahun 90an, juga membuat mereka menjadi sukses di seluruh kawasan Asia. Selama bertahun-tahun, SME terus memproduksi artis yang berbakat seperti BoA, DBSK, Super Junior, dan SNSD, dan banyak lagi. Keberhasilan mereka menunjuk kembali kepada kepemimpinan Lee Soo Man, yang pada dasarnya dihargai karena menjadi tulang punggung untuk popularitas K-Pop di seluruh dunia.

Selain itu, bulan lalu, SME menjadi yang pertama yang mengadakan konser di Paris, dimana itu merupakan peristiwa yang luar biasa dalam dirinya sendiri karena tidak ada agensi menejemen Korea yang pernah mengadakan konser sebesar itu di tanah Eropa. Banyak pejabat industri yang melihat peristiwa ini sebagai tanga bahwa K-Pop sedang berkembang di seluruh dunia, karena lebih dari 14.000 penggemar Eropa datang untuk melihat konser yang diadakan 2 kali itu. Yang menampilkan artis-artis papan atas SME seperti Super Junior, DBSK, SNSD, SHINee, dan f(x).

Namun, ada juga beberapa kekhawatiran terhadap pengaruh SME yang meningkat mengenai industri secara keseluruhan. Salah satunya adalah gugatan hukum yang berhubungan dengan JYJ, atau tiga mantan anggota DBSK. Karena dampak dari perselisihan DBSK dengan SME mengenai kontrak keduanya, karena sampai saat ini, JYJ belum bisa mendapatkan banyak iklan TV atau mempromosikan album mereka dengan bebas di Korea dan banyak penggemar menduga SME mungkin menempatkan “backdoor pressure” (aku nggak menemukan kata yang tepat dalam bahasa Indonesia, tapi aku mengartikannya sebagai “tekanan yang luar biasa”) pada siaran lokal serta pejabat industri dalam rangka menghambat promosi trio itu sebagai sebuah kelompok. Tidak ada bukti mengenai hal itu, tapi kontroversi yang baru-baru terjadi antara KBS dan JYJ juga dapat menunjukkan indikasi untuk “backdoor pressure”, karena JYJ digantikan oleh SNSD dan f(x), dua grup idola SM, pada acara khusus TV KBS. Dilaporkan bahwa KBS tiba-tiba membatalkan penampilan JYJ yang sudah dijadwalkan untuk tampil pada acara khusus untuk Konser 7 Keajaiban Pulau Jeju, hanya dalam 4 hari sebelum siaran berlangsung, dan saat ini JYJ berencana untuk mengajukan gugatan atas masalah ini.

Masalah lain yang mereka hadapi adalah sentimen yang meningkat di kalangan fandom K-Pop kepada SME atas apa yang disebut dengan “kontrak budak”. Meskipun BoA dan beberapa anggota Super Junior memiliki perdebatan mengenai pengertian “kontrak budak”, tapi tidak ada keraguan jika para artis SME harus mengikuti jadwal kerja yang berat dan brutal. Juga, masa training yang panjang dan rumitnya proses pembagian pendapatan merupakan topik yang mungkin perlu ditangani SME untuk merebut kembali hati beberapa penggemar yang marah.

Meskipun demikian, tidak ada keraguan atas posisi SME yang telah di cap sebagai pelopor dan kekuatan dalam industi K-Pop. Pengaruh mereka dan kontribusi mereka terhadap industri yang tidak seimbang ini dan tingkat talent dari beberapa artis mereka adalah yang terbaik dalam sejarah K-Pop. Jadi apa yang kamu pikirkan ? Apakah SME melewati batas dengan kontrolnya atas beberapa masalah ? Atau haruskah SME diizinkan untuk melakukan apa yang mereka ingin lakukan karena mereka adalah salah satu yang terbaik dalam industri musik ? Apakah kita memerlukan, setidaknya beberapa sistem pengawasan dan keseimbangan ?



Source : Soompi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar